Tuesday, May 26, 2015

Day 9th - Mengejar Sakura - KL - Cengkareng

Minggu, 5 April 205

Pesawat mendarat dengan mulus di KLIA2, selesai urusan imigrasi kami mulai antri bagasi yang totalnya ada 14 item. Ternyata oh ternyata duah buah payung yang aku beli di Osaka tidak kunjung muncul gagangnya๐Ÿ˜” Aku melihat setiap orang keluar lenggang kangkung tanpa pengecekan bagasi. Pasrah๐Ÿ˜” Mo komplain ke Lost and found males banget, kalau dirupiahin hanya 50000 dan pasti bakal ditatap bak TKW oleh mereka. Aarrrgh..!!๐Ÿ˜ฃ Aku yang punya pengalaman buruk dengan imigrasi Malaysia jadi malas berurusan dengan segala hal yang berhubungan dengan kepemerintahan negara ini.

Aku pun mengikhlaskan saja dan langsung menuju kereta. Penerbangan lanjutan kami menggunakan Garuda Indonesia di Jam 12.50. Siang amaaat?๐Ÿ˜ฒ Yah sekali lagi itu adalah harga tiket termurah, bonus 30Kg bagasi dan makan siaaaaang...!!! Hahaha๐Ÿ˜‚

Dari KLIA2 kami menaiki kereta ke KLIA dengan membayar 2 MYR. Sampai didepan loket Garuda kami ditolak karena terlalu pagi. Hahaha. Mata ngantuk dan perut lapar membuat kami bergantian mencari sarapan. Tepat jam 10 setelah urusan check in, kami makan lagi di KFC. 

Jam 11.50, kami boarding dan tepat jam 2 siang mendarat di Terminal 2 Cengkareng. Kami mencoba fasilitas auto gate saat keluar imigrasi. Pertama masukkan paspor, pintu pertama terbuka, lalu scan sidik jari dan pintu kedua pun terbuka. Selesaaai. Tapi sedih juga tidak ada ketukan palu dan cap Cengakreng di paspor.. Hahaha๐Ÿ˜Š

And the 1st thing that I feel after touch down Jakarta is "Hadeeeh, Indonesia kenapa panas banget...!!" hahaha๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚

Bye all, thanks for reading. See you in next trip. India, pengen lihat negara Sihir Sheikh.. Ouuups :) - Insha Allah. Aamiin๐Ÿ˜Š๐Ÿ‘‹๐Ÿ‘‹๐Ÿ‘‹๐Ÿ‘‹



Day 8th - Mengejar Sakura Japan Trip - Universal Studio - Namba - Kansai Airport

Sabtu, 4 April 2015

Jam menunjukkan angka 7 saat Hermin membangunkanku. Dia sudah siap dengan segala koper dan memutuskan ke Kyoto sendiri mengunjungi Fushimi Inari. Mbak Rahmah yang kapok naik bis mengajak kami untuk menghabiskan waktu di Namba. Shopping again๐Ÿ’ธ๐Ÿ˜ข๐Ÿ˜ญhiks..hiks.. 

Tepat jam 8 kami turun untuk check out. Sama seperti hotel Jepang sebelumnya, mereka tidak menceking isi kamar hanya menerima kunci. Kami langsung berjalan menuju penyewaan loker yang sudah disurvey malam tadi.. Sebenarnya kami bisa menitipkan di hotel tapi kami malas bolak-balik menaiki tangga-tangga itu๐Ÿ˜Š Selesai urusan locker kami langsung menaiki kereta menuju Namba. Tapi saat kereta sampai di stasiun Nishikujo, kereta berhenti cukup lama dan sang masinis berbicara sesuatu yang mencurigakan. Aku mendengar kata Kawaguchi tapi rasanya tidak mungkin kalau kereta ini membawa kami kembali ke Tokyo. (mo nyampe jam berapa??๐Ÿ˜ž) 
Kami yang pasrah dan malas bertanya akhirnya berspekulasi dengan jalur yang tertempel didinding kereta. Apabila next stop is Bentencho kami bisa langsung shopping tapi apabila next stop is Ajikawaguchiko berarti kami harus lanjut lagi satu stasiun ke Universal Studio. Dan yuph ternyata next stop is Ajikawaguchiko. Seumur-umur baru kali ini nyasar tapi ikhlas. 

Keluar dari stasiun Universal City kami disambut Universal City Walk, pusat perbelanjaan 3 lantai yang penuh dengan toko dan restoran dan juga Museum Takoyaki. Tujuan kami ke sini hanya satu yaitu mencari Bola Dunia bertuliskan Universal untuk mengabadikan bahwa kami pernah berada disini. Kami agak speechless karena dapat menghitung dengan jari jumlah pengunjung yang asyik selfi didepan sang Globe. Sepi !! Hal yang sangat jarang terjadi bila anda datang ke Universal Studio Singapore karena pasti bersenggolan kanan kiri dengan pengunjung lain  (baca : WNI) 
So, jadi jangan disalahkan bila kami seperti balas dendam disini. Bergaya bermacam rupa dan selfie sampe batere lowbat. Puas !! Mungkin karena di Osaka para pengunjung yang tadi berduyun-duyun saat turun dari kereta memang berniat bermain di Universal Studio sedang di Singapore dipenuhi para WNI yang niat lahir bathin pamer kalo pernah ke Singapore ๐Ÿ˜†✌ *Dan salah satu WNI itu adalah saya ๐Ÿ˜‚ 























Hahaaha.. Terlalu puaskan narcisnya? ๐Ÿ˜œ๐Ÿ˜†✌ 

Selesai berkeliling Universal *What? Berkeliling?๐Ÿ˜ฒ Berkeliling Globe Universal lengkapnya hahaha๐Ÿ˜‚ kami pun kembali berkelana di Namba. Really-really shopping till you drop *drop krn duitmya abis๐Ÿ˜ญ Rencana kami untuk photo ulang dengan si Glico Man dan Kani Crab gagal total karena kami terkena amnesia kalau ada landmark di Namba Hahaha๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚

Kaki yang lelah dan jam yang sudah melebihi pukul 17.00 membuat kami kembali melangkah ke Shin- Osaka. Kami habiskan waktu menjelang keberangkatan ke Kansai dengan menata ulang isi koper sambil berdoa semoga kami tidak kelebihan bagasi. Saat berangkat aku hanya membawa satu koper berukuran 20 inch dan sebuah tas ransel. Dan saat pulang, bawaan aku beranak menjadi satu koper, satu ransel, satu tas penuh baju dan dua buah Umbrella-ela-ela-ela-yeah๐Ÿ˜‚

Perjalanan dari Shin-Osaka ke Kansai Airport memakan waktu 49 menit. Saat sampai loket Check in belum dibuka tapi antrian Airasia sudah mengular panjang. Akupun mencari kotak pos untuk memaketkan kembali wifi yang kami sewa. Cukup masukkan semua peralatan yang kita terima kedalam amplop yang sudah disediakan lalu rekatkan lemnya dan masukkan dalam kotak pos. Selesai. Mudahkan?๐Ÿ˜Š






Antrian Airasia

Pihak Airasia Osaka benar-benar membuka jam check in tepat waktu. Tepat jam 08.30pm. Alhamdulillah dari 80Kg bagasi yang kami beli bersisa 1kg saja.. Ga over bagage. Selesai urusan check in dan imigrasi, kami pun mulai bermain di duty free, menghabiskan uang receh Jepang yang tidak dapat ditukar di Indo. Jam 11pm kami memasuki pesawat.

Dan saudara-saudara. Ini adalah penerbangan paling menakutkan yang pernah aku alami. Goyangan karena cuaca buruk sangat terasa padahal pesawat kami type besar. Ditambah lagi bayang-bayang pesawat Airasia yang baru jatuh di Januari kemarin. Lebih satu jam pesawat terombang-ambing diudara. Saat keadaan tenang, Sang kapten mengatakan kalau cuaca yang buruk membuat kami harus menganti rute melalui taiwan. Hadeeh๐Ÿ˜” Coba transit di Taiwan. Kan lumayan buat ngupdate status di sosmed bukti kalo pernah menginjak Taiwan.. Hahaha๐Ÿ˜‚

Setelah kami menyantap makanan ditengan malam, Airasia mematikan lampu dan mengizinkan kami tidur.

Bye-bye Jepang.

Terima kasih untuk udara dinginnya
Terima kasih untuk Sakuranya
Terima kasih untuk Saljunya
Terima kasih untuk Shinkansennya
Terima kasih untuk keramahannya
Terma kasih atas segala bantuannya
Terima kasih atas kenyamanannya
Terima kasih untuk kebebasan hidup yang kadang membuatku terngangah
Terima kasih untuk channel 11 (Whats that ??) ๐Ÿ˜œ๐Ÿ˜†✌
I'll be back.. Promisse !!


Be good yah cuaca. Let me sleep ๐Ÿ˜Š๐Ÿ˜ด




Thursday, May 7, 2015

Day 7th - Mengejar Sakura Japan Trip - Kyoto

Jum'at 03 April 2015



Pagi ini kami harus mengejar kereta ke Kyoto, untuk mengunjungi beberapa spot disana. Dikarenakan saat kami sampai kami terlambat menaiki Shinkansen Hikari jadilah kami memutuskan untuk menggunakan jalur kereta biasa. Berbekal informasi via hyperdia kami mencari platform 12 LTD Thunderbird 9, Tapi saat sampai di flatform 12, kami melihat kereta tujuan Kyoto diflatform 13 sudah ready. Kami bingung dan ragu. Kami pun langsung lompat ke dalam kereta dan saat bertanya pada penumpang pintu kereta tertutup. Ternyata kereta ini adalah JR Line yang lebih lambat 6 menit dan kami harus transit di Takatsuki.. Hihihi.. Pengalaman buat kami. Saat baca Hyperdia baca dengan jelas line dan depture time. Kalo tertulis line 11 jam 09.17 walau saat itu jam 09.14 dan ada kereta lain di line sebelah yang melambai-lambai memanggil. Ignore kereta itu. Yakinlah pada Hyperdia. Hahahha


Sampai di stasiun Kyoto, kami langsung keluar menuju Bus Stasiun. Tujuan pertama kami adalah Kiyomizudera yang bisa dicapai dengan bus. Sebenarnya kita bisa membeli one day bus sebesar 500 Yen atau sightseeing bus 1200 Yen. Tapi pihak informasi bilang kami harus menaiki Bus no 100 dan membayar 230 Yen untuk sekali jalan. Sudahlah. Lagian kami adalah type orang yang mudah terpesona pada satu tempat. Nikmati saja..

Bus stop at Kyoto Stasiun
Kami turun di Gojo-zaka bus stop dan mulai perjalanan dengan mendaki. Sepanjang jalan kami menemukan banyak toko souvenir yang menggoda iman. Tapi kami terus melangkah dan tidak memperdulikan toko-toko itu menanggil. Dan yuph, keindahan Kyoto tidak terbalas setelah sampai ditempat ini.







Hujan turun setelah kami memasuki Kiyozimudera. Akhirnya kami memutuskan hanya menonton hujan dan turun shopping saat hujan merintik. Dan hujan itupun menjadikan alasan untuk kami tidak mengekplor Kyoto dan stuck disini. Yuph, we just shopping and shopping๐Ÿ˜„

Saat asyik shopping Hermin hilang. Benar-benar hilang, Kami mencoba menghubungi via SMS tapi tidak dijawab. Akhirnya kami memutuskan melanjutkan perjalanan ke Fushimi Inari sedang Hermin ternyata melangkah sendiri ke Gion. Ini photo-photo Hermin saat di Gion




Hujan masih membasahi Fushimi Inari saat kami sampai disini. Tempat ini sangat dekat dari Kyoto stasiun dan bisa diakses dengan JR Pass. Hanya lima menit keluar dari Stasiun kita sudah bisa menemukan tanda dari kuil ini.

Fushimi Inari Shrine adalah Kuil Shinto yang terkenal dengan Torinya.

JR Nara Line - Inari Stasiun
Tori Gate


Tori Souvenir

Hasil photo hermin saat ke Fushimi Inari keesokan hari

Cuaca dingin dan hujan membuat perut kami memanggil-manggil penjual kue ikan. Dan Woooow, rasa kuenya enak banget. Kami akhirnya bertemu lagi dengan Hermin di Kyoto Stasiun dan memutuskan untuk membeli tiket Shinkansen ke Kyoto. Sumpeh kaki pegel banget kalau disuruh berdiri naik Jr Train๐Ÿ˜”



Sampai di Shin-Osaka kami membeli tiket untuk ke Kansai Airport besok. Yuph. Besok hari terakhir kami di Jepang. LTD Haruka 39 dijam 18.45 menjadi pilihan kami. Lalu kami mensurvey tempat untuk penitipan koper agar besok pagi kami tidak mencari-cari lagi tempatnya. Kami pun pulang ke hotel packing !




Day 6th - Mengejar Sakura Japan Trip - Osaka Castle - Namba



Selesai check-out kami kembali menarik koper menikmati jalanan Takayama, hari ini kami melanjutkan perjalanan ke Osaka. Dari Takayama kami akan menaiki LTD Express Hida 6 Ke Nagoya lalu lanjut Shinkasen Hikari Ke Shin-Osaka.


Next JR Trip
Sebelum check-out photo dulu sama Sarubobo di lobby hostel *perasaan muka gw makin Jepang ๐Ÿ˜„
Tepat jam 09.38 kereta meninggalkan Takayama, dan saudara-saudara ternyata sepanjang jalan yang aku habiskan dengan tidur nyenyak kemarin terganti dengan pemandangan yang luar biasa. Sangkin luar biasanya aku spechless dan tidak mengambil photo apapun, malah asyik menikmati perjalanan. Gunung, Sungai, pohon pinus dan Sakura bersatu membuat alam menjadi sangat indah, sedang didepan mata Kacang almond dan hazel jadi cemilan. Ditambah Green tea hangat.. Hahaha, seandainya bisa kaya raya tapi tidak usah pakai kerja. ๐Ÿ˜ฅ๐Ÿ˜…

Forget that, tepat jam 12 kami tiba di Nagoya dan langsung mencari Platform 16 tempat Shinkansen Hikari 467 menuju Shin-Osaka berada. Kami hanya punya waktu 10 menit untuk transit. Untung saja kami sudah melewati tempat ini kemarin saat dari Tokyo sehingga kami malah sampai hanya dalam waktu 5 menit.

Nozomi yang sedang parkir. Sayang JR Pass tidak cover untuk Nozomi
Petunjuk Keberangkatan, 12.09 itu untuk Nozomi
Hikari 467, Sangat nyaman dan ready Wifi ๐Ÿ˜™
Harus diabadikan ๐Ÿ˜
Shinkansen Hikari 467 berjalan cepat, Saat naik kereta ini kami baru sadar kalau Shinkansen menyiapkan tempat charger dan wifi gratis. Sayang saat kami mengetahui saat pengumuman menuju Osaka. 

Kami sampai di Shin-Osaka 13.03pm, dan langsung mencari Exit East, berdasarkan informasi dari Step Inn Shin-Osaka Higashiguchi yang kami booking via Agoda, dari Exit East kami harus tetap berjalan ke arah kiri. Dan benar hanya 5 menit kami sampai ke Hotel 10 lantai ini. Walaupun kami sampai di jam 2pm tapi sang resepsionis yang Englishnya masih harus kuraba membukakan kamar untuk kami. Luas kamar hanya 12sqm tapi mereka bisa menata semua barang sehingga tetap terlihat luas. Dan ini adalah hotel termahal yang kami booking selama di jepang dengan harga Rp 5.447.018, untuk dua kamar dua malam. 







Selesai bersih-bersih kami memutuskan untuk menuju Osakajokoen tempat landmark Osaka Castle berada. Dari Shin-Osaka kami transit di Osaka lalu menaiki Jr Osaka Loop Line menuju Osakajokoen. Dan perjuangan dimulai. No English Information in the train. Hadeeeh, jadi kita harus mendengar suara sexy sang masinis baik-baik, kalau tidak ingin kelewatan atau salah stasiun (its happen to us ๐Ÿ˜† )

Sampai di Osakajokoen lagi-lagi antrian mengular seperti Ueno. Yuph its Sakura Season, jadi banyak orang jepang menghabiskan waktunya berhanami bersama keluarga dibawahnya.

Keluar dari JR Osakajokoen
Castlenya dah nongol tuh ๐Ÿฏ๐Ÿ˜Š



Ada yang lagi photo  pre-wed



Pink, White Sakura and Us
Mulai gelap
Sedikit gelap
Gelap Beneran
Dah tau gelap tetap narcis๐Ÿ˜‚ hahaha

Seperti yang saya bilang kami sangat suka terpesona pada suatu tempat, hanya sekedar duduk dan menikmati dunia yang lalu lalang disekitar kami. Kami bukan type pengexplor kami adalah type penikmat tempat. We are in Japan, thats it thats all. Hahhaa

Kami pun memutuskan untuk mampir ke Namba, alasan utama untuk narcis di Dontonbori daerah yang terkenal sebagai area shopping dan food street. Sampai hari ke 6 di Jepang kami belum membeli oleh-oleh dan tujuan utama kami adalah mencari Daiso.

Dari Osakajokoen kami transit di Shinimamiya lalu turun di JR-Namba. Kaki  yang lelah membuat kami malas tersesat. Jadi kami biarkan seorang gadis cantik jepang membantu kami menuju Daiso. Hahaha

Dan ternyata, Daiso hanya Daiso. Kalo mencari oleh-oleh yang sangat terlalu Jepang lebih baik belilah di daerah dekat kuil, Karena Daiso lebih seperti supermarket yang kalo aku ajak nyokap kemari dijamin dia akan memborong semua barang berharga 100 Yen itu.. Hahhaha

Tapi walau isi Daiso kurang menarik tapi tetap saja aku menghabiskan 5000 yen hari ini. Apa yang aku beli. Sampai sekarang akupun masih menatap bingung dengan barang-barang itu. Hahaha

Selesai dari Daiso kami mulai menyusuri Dontonburi area untuk bertemu landmark daerah ini. Salah satunya adalah Glico Man sang Neon Atlit Raksasa yang dipasang sejak tahun 1935 dan merupakan logo dari permen Glico dan juga Kani Doraku Crab, 6.5 mtr kepiting Raksasa yang dipajang didepan restoran Kani Doraku yang tangan dan matanya dapat bergerak secara mekanik.

Neon light di Namba *photo wiki travel
Glico Man
Kani Doraku Crab






Puas berjalan-jalan kamipun kembali ke hotel. Rasa pegal hari ini harus diganti dengan istirahat. Karena kami berencana ke Kyoto esok hari.