Tuesday, May 21, 2013

Beijing Trip Part 2nd - Temple of Heaven, Forbidden City & Tiananmen Square


Jum’at, 17 Mei 2013

Tepat jam 00.50am tengah malam kami tiba di Beijing. Udara dingin mulai menyengat. Yah ini sudah masuk bulan Mei tapi udara tetap akan sangat dingin dimalam hari. Selesai urusan imigrasi kami langsung menuju Arrival Hall. Tapi ternyata, Happy Dragon Hostel tidak menjemput kami karena ada salah komunikasi, Jadilah kami menuju Meeting Point dimana banyak kursi-kursi dan orang-orang yang sudah tertidur menunggu pagi. Dan kami pun memutuskan menginap disana sampai pagi tiba.


Meeting Point plus tempat bobok

Aku terbangun jam 4.30 waktu Beijing dan langit sudah terang benderang seperti di jam 6 pagi di Tangerang. Temanku yang lain masih tertidur nyenyak dan aku langsung menyalakan Hp mencari sinyal roaming gratis seperti yang di janjikan XL providerku. Yuph, sinyal connect tapi putus nyambung putus nyambung. Tepat jam 6am setelah semua terbangun kami langsung keluar mencari taxi. Seorang sopir taxi menyambut kami dan kami pun langsung menaikinya. Tapi dia tidak menunjukkan argo. Saat kami tanya katanya argo ada di kaki dan kami diam saja. Rasa kantuk dan kami tidak mengerti apa-apa membuat kami hanya mengangguk saja. 30 menit perjalanan kamipun sampai dan argo menunjukkan angka RMB 305. Kurang ajar. Kami malas berdebat jadi aku mencari dompet untuk membayar. Lagi-lagi kesialan menimpaku dompetku hilang entah kemana. Rasa bête dan illfeel pada Beijing langsung menghinggapiku. Semua uang RMB, MYR dan Rp ada didalam dompet juga KTP dan beberapa kartu juga ada didalamnya. Akupun hanya bisa melangkah gontai menuju hostel.

Saat kami tiba jam 6.30am jalanan masuk hotel sudah dipenuhi dengan penjual. Ini adalah pasar tradisional dimana 4 sehat 5 Sempurna tersedia lengkap. Rasanya sangat ingin ikut tawar menawar tapi kami tidak mengerti sedikitpun bahasa mandarin, jadi yang bisa kami lakukan hanya asyik melihat buah-buah segar, aneh dan lucu yang seakan-akan memanggil kami untuk dibeli.




Pengeeen :D

Lima menit berjalan dari pintu gerbang kami sampai di Happy Dragon Hostel dan disambut dengan sangat menyenangkan oleh resepsionis bernama Candice. Kami book hotel ini via Hostelworlds RMB 993 untuk private triple room selama 3 hari. 10% biaya hotel sudah kami  bayar via kartu kredit sedang sisanya di bayar cash di hotel plus deposit RMB 100 yang bisa kami ambil saat keluar hostel. Jam Check in dimulai pukul 12 siang tapi karena kami sudah meminta dari awal untuk early check in, maka kami pun diizinkan langsung masuk kedalam kamar. 

Kamar yang kami sewa sangat kecil hanya terdiri dari 1 ranjang tingkat, 1 Ranjang Single, 1 televisi tempo dulu, ketel untuk memasak air, 3 buah cangkir dan toileters lengkap. Walau kecil, kamar dan toilet sangat bersih.


Interior Kamar

Kami pun bergantian mandi dan siap-siap kembali ke airport untuk melapor ke Lost and Found. Tepat jam 9.30 kami keluar hotel dan meminta Candice untuk membantu membelikan sim card di gerai yang bertuliskan China Unicorn yang berada didekat hostel. Berdasarkan informasi dari penjual yang ditranslate Candice harga sim card adalah RMB 70, dengan pulsa RMB 35 mendapat gratis 150 sms dan 150 telp. Untuk internet kami harus mendaftar dahulu seharga RMB 10, hanya mendapat beberapa MB. Kami pun memutuskan tidak membeli dan bersiap lost di Beijing tanpa GPS. J

Kami memilih hostel ini selain karena review yang diberikan cukup bagus, juga karena berada di dekat Dongshi Stasiun yang hanya 5 menit berjalan kaki. Dikarenakan kami belum sarapan kami pun menuju Mcd yang berada disamping stasiun. Disinilah perjuangan dengan bahasa tarzan benar-benar dimulai. Kami yg muslim mulai memasrahkan diri karena tidak satupun pegawai Mcd bisa berbahasa Inggris, bahkan mereka tetap tidak mengerti saat aku menyebut mei you zho ro bin no pork. Entahlah, maybe because my bad speeling. Untung aku ingat kalau aku sudah menyiapkan satu kalimat dalam bahasa mandarin yang aku print screen dari google translate. Dan ternyata untuk chicken dan egg hanya ada satu menu dan itu lah yang kami pilih. Tapi swear, chicken itu enak sekali, entah karena lapar atau dia digoreng bareng pork. Waullahualam :D

Dari stasiun Dongshi menuju airport kami harus transfer di Chaoyangmen line 2 lalu ke meneruskan ke Dongzhimen. Dari Dongzhimen kami mengambil Airport Express menuju terminal 2.

Subway di Beijing sangat mudah, karena ada penjelasan dalam bahasa Inggris dan informasi mengenai titik keberadaan kita di kereta tertera jelas didalam subway. Untuk membeli tiket kita bisa menggunakan mesin atau langsung ke loket. Harga Subway hanya RMB 2 sekali jalan kemana saja sedang harga Airport link RMB 25. Sebenarnya Beijing memiliki Smart Card (Yikatong) yang dapat dibeli disemua subway. Dengan menggunakan Yikatong harga tiket jadi lebih murah 50% dan bisa digunakan sebagai alat pembayaran seperti KFC.  Harga Yikatong RMB 40 dengan RMB 20 deposit yang dapat dikembalikan dengan cara menukar di  62 tempat termasuk terminal 3 Beijing Capital Airport. Cara menggunakannya juga sama seperti EZ-Link Singapore atau Octopus Hongkong.
Kami memutuskan tidak membeli Yikatong karena saat menukar RMB Hermin mendapat 600 lembar pecahan RMB1 yang masih fresh lengkap dengan kertas segelnya. Jadi inget duit THR :D

Sampai diterminal 2, kami langsung menuju lost and found yang berada di Arrival hall gate 15 paling ujung sebelah kiri dari pintu masuk. Dan masalah kembali terjadi. Petugas tidak mengerti kata Wallet pink dan mengatakan tidak menemukan any wallet hari ini. Aku pasrah tapi tetap meninggal copy paspor dan telp hotel bila nanti ditemukan.

Dari airport kami menuju Temple of Heaven yang berada di Subway Line 5, Tiangtandongmen. Ambil pintu exit A dan  akan disambut tembok, ambil langkah kekanan sekitar 100 mtr akan menemukan banyak sepeda terpakir. Dibelakang sepeda-sepeda itu adalah Temple of Heaven. Tiket masuk setelah 1 April adalah RMB 35 untuk terusan. Setelah membayar tiket kita akan langsung pepohonan besar yang seakan menjadi gerbang menuju kuil. Disana juga ada para guide yang menawarkan tour dalam bahasa China dengan paksa. Walau aku sudah menjawab No tetap saja mereka keukeuh mengoceh dengan bahasa Ibunya. Dan jurus paling jitu adalah muka jutek dan bilang No dengan jutek pula. Ampuh, mereka pergi.

Jalanan dengan pohon-pohon besar dikanan kiri jalan
Temple of Heaven sangat luas. Sebelum memasuki kuil ada taman dengan gazebo yang sangat besar disana banyak penduduk local bermain mahyong, mengamen ataupun berjualan pernak pernik rajut.

Sang Kakek dan lagunya yang so Chinesse :D

Perjalanan cukup melelahkan apalagi aku memakai high heel 3 inch, yah walau 3 inch itu menyiksaku. Mengingat The Hall of Prayer for Good Harvest berada ditempat yang paling atas. Tapi rasa sakit terbayar sudah saat sampai ditempat yang menjadi icon kuil ini. Dia terlihat sangat kokoh kokoh dan menjulang tinggi menyentuh awan. Bangun berbentuk silinder dari kayu dengan atap bersusun tiga kontras dengan pelatarannya yang terbuat dari marmer berwarna putih. Disekeliling The Hall of Prayer terdapat banyak bangunan yang juga dijadikan meseum. Tapi kami hanya mendatangi The hall of Prayer dan memutuskan mencari Rose Garden yang terdapat dalam peta karena di bulan Mei pasti masih banyak bunga bermekaran. Tapi pencarian itu tidak kunjung tiba karena ternyata jarak peta dan kenyataan sangat berbeda jauh ditambah lagi tidak ada seorangpun tempat kami bertanya, Yang kami temukan hanya pohon, pohon dan pohon dengan daunya yang rimbun.

The Hall of Prayer of God Harvest

Tree, Tree & Tree

Akhirnya kami memutuskan untuk pulang. Tepat sebelum pintu keluar ada bangunan Imperial Vault Of Heaven dimana terdapat Echo wall yang menurut cerita bila kita berbisik teman kita yang berada agak jauh bisa mendengar bisikan kita. Tapi aku tidak mencoba dikarenakan rasa capek yang luar biasa dikaki, mata dan hatiku (baca ; High heel, ngantuk dan duit ilang :D )

Echo Wall

Oh yah dari pintu Tiantandongmen sebelah kiri kita akan melihat Hongqio Pearl Market yang katanya salah satu tempat belanja tas yang cukup murah, don’t forget bargain till you death…. Sereeem :D

Keluar dari Temple of Heaven kami menuju Forbidden City. Mengingat jam hampir menunjukkan pukul 3.00 sore sedang penjualan tiket ditutup jam 4, maka dengan terburu-buru kami berlari kecil menuju subway line 1 Stasiun Tiananment East. Diujung exit terdapat dua belokan, bila anda belok kekanan adalah jalan menuju Tiananmen Square sedang sebelah kiri adalah Forbidden City. Kami pun belok kekiri dan berjalan 200 Mtr. Pintu gerbang Tiananmen Tower yang jadi pemisah antara Tiananmen Square dan Forbidden City menyambut kami lengkap dengan jaring besar yang menutupinya. Benar-benar perbaikan ini akan merusak hasil photo.


Tiananmen Tower dan jaringnya :D

Walau sedang dalam perbaikan pemerintah Beijing tidak menutup untuk turis. Tiket setelah 1 April masih dijual dengan harga RMB 60 dan welcome to Hall of Supreme Harmony. Forbidden City itu sangat luas sekali dan saat memasuki lapis kedua bangunan, kakiku kembali berteriak. Ditambah lagi udara dingin dan bunga-bunga kapas yang berterbangan membuat kami malas melangkah. Jadilah kami bernarcis ria dengan berbagai gaya sampai kamera law bat di hall ini. 


Gerbang Forbidden City
Hall of Supreme Harmony

Diselah-sela kesibukan menjadi model aku dapat mendengar daun-daun Beihai Park memanggil dari kejauhan. Tiba-toba aku mendengar "Swear, I am so tired today." Aku melirik kekakiku.. What ??!! I can hear my feet beeging :D :D


I can hear my feet begging *sleepy tepatnya :)
Jam 4.30 kami keluar dari Forbidden City. Para turis masih memenuhi pelatan dan banyak yang asyik memoto gerbang. Yuph, tiket already close. Sampai di gerbang Tiananmen Tower kami hanya mampu menatap kearah Tiananmen Square yang juga sudah ramai oleh pengunjung. Biasanya tepat jam 5.30 ada penurunan bendera. Namun rasa lapar, ingatan akan tangga-tangga yang harus kami daki  tidak memberikan izin pada kaki untuk melangkah. Yuph. Just take picture from Cross road then lets go home.


Tiananmen from cross road
Kakipun melangkah gontai menuju stasiun untuk kembali ke hostel. Disamping stasiun Dongshi terdapat sebuah supermarket yang cukup lengkap. Kami membeli 3 buah mie yang terdapat tulisan Seafood, chicken dan beef juga 2 botol air mineral. Pada saat membayar sang kasir bertanya dengan bahasa mandarinnya. Aku menjawab not Chinesse. Diapun bingung dan langsung menghitung total belanja. Setelah membayar, belanjaan kami tetap tergeletak tak berdaya sedang kantong plastic berada dalam jangkauan sang kasir. Aku bertanya “Don’t you give me bag ?” Dia bingung lalu aku mengambil kantong plastic. Dan saudara-saudara dia memukul tanganku kasar terus menyemburku dengan bahasa mandarin yang sumprit, sekenceng apapun dia bicara gw gak ngerti. Lalu dia mengambil uang ditangan Rahmah, menghitung dikasir, menyerahkan kembalian beserta plastic bagnya masih dengan ocehan tidak jelasnya. 
Ooooooh… Gak gratis toh… Gitu aja koq nyolot.. Kan gw kagak tau, Cim, negara gw tuh plastic gratis dan barang belanjaan dimasukin sama si kasir. Gw turis.. Turis… Gw tau itu bagus buat mengurangi sampah plastic dan global warming tapi bisa dong lebih ramah gak usah pake maki-maki begitu. But itu cuma gw ocehin ke Rahmah dan Hermin, useless maki-maki ke mereka. Its they culture. Dan katanya China utara memang lebih kasar dari Hongkong or Macau. And that’s 100% BENAR…

Akhirnya kami memutuskan untuk makan dihostel. Thanks God, hostel kami tidak menyediakan menu Pork, tapi tetap saja, walau aku memesan Sapi lada hitam seharga RMB 30, makanan itu tidak cocok dilidah dan terasa sangat asin.

Selesai makan kami diberi tahu Candice kalau hostel mengadakan free BBQ jam 8 untuk semua pengunjung. Tapi rasa capek sudah sangat menguasi kami. Kami hanya bisa meminta maaf dan memilih tidur nyenyak. Karena besok kami akan dijemput pagi-pagi untuk menaiki tangga Muntianyu.

2 Butir Pil Kita, 1 sachet Antangin dan 2 buah Koyo Cabe yang menempel di telapak kakiku menjadi teman tidur malam. Ini. Tepat 8.15pm mataku tidak bisa lagi diajak kompromi.

Selamat malam Beijing


Pengeluaran Day 2nd
  • ·          Taxi Airport – Hostel RMB 300 / 3 = RMB 100 x 1600 = Rp. 160.000,-
  • ·          Hostel RMB 993 / 3 = RMB 331 x 1600 = 529.600
  • ·          Sarapan MCD = RMB 7 x 1600 = 11.200
  • ·          Subway Dongshi – Dongzimeng = RMB2 x 1600 = 3200
  • ·          Airport Express Dongzimen – Terminal 2 = RMB 25 x 1600 = 40.000
  • ·          Airport Express Terminal 2 - Dongzimen = RMB 25 x 1600 = 40.000
  • ·          Subway Dongzimen – Tiantandongman = RMB 2 x 1600 = 3200
  • ·          Tiket Temple of Heaven = RMB 35 x 1600 = 56.000
  • ·          Subway Tiantandongman – Tiananmen East = RMB 2 x 1600 = 3200
  • ·          Tiket Forbidden City = RMB 60 x 1600 = 96.000
  • ·          Air Mineral = RMB 2 x 1600 = 3200
  • ·          Subway Tiananment East – Dongshi = RMB 2 x 1600 = 3200
  • ·          Belanja Disupermarket = RMB 7 x 1600 = 11.200
  • ·          Dinner = RMB 30 x 1600 = 48.000
Total Pengeluaran Day 2nd = Rp. 918.400


Beijing Happy Dragon Hostel
Tel: (00)(89)(10) 84025715 / 84015564
e_mail: happydragonhostel@yahoo.com / www.happydragonhostel.com
Address: HAPPY DRAGON HOSTEL, 29 REN MIN SHI CHANG XI XIANG,
DONGCHENG QU, BEIJING, CHINA

1 comment:

  1. Sis padahal deket happy dragon hostel ada rumah makan halal lho..keluar dari hostel belok kiri arah ke dongsi sub-way station, tepat didepan bioskop. Satu lagi agak jauhan dikit, sekitar 10 menit jalan kaki, masih dari arah yang sama terus jalan sampai kedepan, ketemu jalan besar, yg ada jembatan penyeberangan, disebelah mcd yang sis makan itu, belok ke kiri menjauhi lampu merah terus jalan sampai ketemu jalan kecil dan belok kiri, rumah makan pertama adalah rumah makan yg menyediakan masakan halal, nasi gorengnya lumayan enak dengan harga 18 yuan.

    ReplyDelete