Aku sudah packing dari tadi malam dan tidur dengan nyenyak setelah berendam hampir 1,5 jam dalam air hangat bersama bubuk aromaterapi rasa Apel yang disediakan hotel. Jadi pagi ini aku memutuskan untuk bangun siang dan leha-leha😊
Kami keluar dari kamar tepat jam 8 lengkap dengan koper. Tenaga yang terkuras membuat koper yang tidak bertambah sedikitpun isinya menjadi semakin berat. Aku baru sadar kalau aku menghilangkan satu kunci kamar hotel. Yah, mau tidak mau aku harus bersiap mengganti kerugian tersebut. Setelah selesai sarapan aku menyerahkan kunci dan menceritakan soal kehilangan kunci. Sang resepsionis hanya menjawab "Its Ok, Arigato." tanpa menceking apakah aku mencuri sesuatu dari hotel dan tidak mengenakan biaya penggantian sedikitipun. Wow.. Kalo tau gw bawa pulang tuh baju tidur.. hahahaha
Sampai di Stasiun Tokyo kami segera mencari locker rent karena kami malas kembali ke hotel dan menaiki tangga-tangga itu. Lagian kami juga berencana ke Takayama dengan Shinkansen sore ini.
Biaya penyewaan loker dimulai dari 300 -700 yen, tergantung besar kecilnya loker. Aku mengambil ukuran medium seharga 500 Yen. How to use it. Berbeda-beda tergantung bentuk lokernya. Tapi ada petunjuk dalam bahasa Inggris dan kita akan dengan muda mengerti. Untuk membuka locker di Tokyo kami harus menggunakan pass code yang akan muncul bersamaan dengan struk setelah kita berhasil membayar, sedangkan di Osaka kami menggunakan kunci untuk membukanya.
Biaya penyewaan loker dimulai dari 300 -700 yen, tergantung besar kecilnya loker. Aku mengambil ukuran medium seharga 500 Yen. How to use it. Berbeda-beda tergantung bentuk lokernya. Tapi ada petunjuk dalam bahasa Inggris dan kita akan dengan muda mengerti. Untuk membuka locker di Tokyo kami harus menggunakan pass code yang akan muncul bersamaan dengan struk setelah kita berhasil membayar, sedangkan di Osaka kami menggunakan kunci untuk membukanya.
![]() |
Contoh locker rental |
Setelah selesai ukuran locker aku mendatangi JR Ticket Office untuk membeli reserved ticket menuju Takayama. Tapi yang terjadi petugas yang kami datangi tidak mengerti bahasa Inggris. Akhirnya aku keluar lagi mencari Jr Information dan meminta dia menuliskan tujuan kami dalam bahasa Jepang lengkap dengan Jam dan line trainnya agar pihak tiketing mengerti. Dan lucunya saat kembali kedalam Jr Tiket kami justru mendapatkan pegawai yang mengerti bahasa Inggris.. Hahaha..
![]() |
Petunjuk di Jr Office. Dont worry, ada huruf latin koq 😆 |
Kami pun membooking reserved seat Shinkasen Hikari 477 dari Tokyo menuju Nagoya di Jam 15.03pm dan LTD Express Hida 17 dari Nagoya ke Takayama di Jam 17.43pm. Total biaya untuk Reserved seat ini adalah 16.910 Yen atau lebih dari 1.9juta sedang untuk pengguna Jr Pass seperti kami adalah free alias gratis hahahaha..
Selesai urusan tiket kami pun melangkah menuju Ueno Park yang termasyur itu. Dan tragedipun dimulai sesaat setelah kami melihat papan petunjuk bertuliskan Ueno Park. Semua orang tumpah ruwah disana. Penuuuuuh.. Entah darimana mereka datang, karena saat kami keluar dari kereta tidak terlalu banyak orang. Bahkan petugas sampai memutar-mutar antrian agar pengunjung tidak berdesak-desakan. Dan kamipun mengikuti antrian tersebut yang ternyata adalah antrian orang-orang dengan machine tiket. Sedang antrian untuk pengguna Jr Pass sunyi sepi senyap. Kami pun menyelap-nyelip diantara para antrian untuk mencapai Jr Pass tiket dan berhasil keluar dengan selamat.
Sampai di Ueno Park, Sakura yang kami temui berwarna sama dengan Sakura yang ada di Kayabacho maupun Yoyogi. Bukan Pink tapi light pink alias white to pink. Melihat penuhnya area taman membuat jiwa mengexplore taman ini hilang. Toh, kalau kami photo warnanya tetap putih dan putih saja. Kami hanya sejenak mengabadikan diri dalam kamera lalu memutuskan untuk ke Tokyo Sky Tree
![]() |
Ueno Park yang rimbun dan ramai |
Dari Ueno kami mencari Asakusa Line dan menuju Oshiage tempat di mana Tokyo Sky Tower berada.. Tapi ternyata Tokyo Sky Tree yang kami lihat dari loby sebuah mall bernama Tokyo Solamachi sangat sombong. Sangat susah menemukan angle yang tepat untuk berphoto.
![]() |
View From Solamachi lobby |
Akhirnya kami menghabiskan waktu dengan shopping di Tokyo Solamachi. Tapi hasil belanja tetap nihil. Barang-barang yang kami inginkan diluar harapan. Akhirnya kami keluar dan mencari jalan menuju Tokyo, ditambah lagi, jam sudah menunjukkan pukul 2pm hampir mendekati jam keberangkatan kami ke Nagoya. Kamipun membeli tiket seharga 200 Yen Sampai tokyo. Tapi saat keluar dari kereta kami melihat tulisan JR Stasiun dan kami mengikuti jalan tersebut. Terus menerus mengikuti petunjuk dan berhasil keluar sehingga aku bisa menyimpan satu tiket subway sebagai kenangan. Hahahahaa
Sampai di stasiun Tokyo kami langsung mengambil koper dan menuju Line 16 dan Car 11 tempat Shinkasen Hikari 477 yang akan membawa kami ke Nagoya berada. Aku sengaja datang lebih awal karena ingin melihat petugas kebersihan Shinkasen yang sangat terkenal itu. Mereka mampu membersihkan kereta hanya dalam waktu 7 menit disetiap pemberhentian. Dan apabila sudah selesai membersihkan mereka akan berdiri berjajar didepan kereta dan memberi hormat. Sayang aku tidak mendapatkan pemandangan itu. Karena ternyata aku terlambat sampai dan saat mereka selesai hanya ada satu orang petugas kebersihan yang menunduk menyambut kami.
![]() |
Reserved Seat Tokyo Nagoya |
![]() |
Wujud Shinkasen |
Tepat pukul 15.03pm Shinkasen Hikari 477 melaju dan akan sampai dalam waktu 126 menit di Nagoya. Perasaan saat pertama kali naik bullet train, biasa saja😆 hahaha sombong kambuh✌Aku masih bisa melihat rumah-rumah laut dan pohon-pohon. Sebenarnya ada kereta yang lebih cepat daripada Shinkasen Hikari yaitu Nozomi. Tapi Jr Pass tidak berlaku untuk kereta ini. Hiks😭
Kita dizinkan untuk makan dan minum didalam kereta tapi harus membawa sendiri sampah saat keluar dari kereta. Sesampainya di Nagoya kami langsung mencari line 11 tempat LTD. EXP Wide View Hida 17 berada. Kami sengaja memberi jedah sekitar 40 menit karena kami takut tersesat. Tapi ternyata kami dapat menemukannya dalam waktu 10 menit. Kadang, keprepareran kami memang berlebihan, Hahaha. Line Hida 17 berada di alam terbuka sehingga angin dingin sore Nagoya terasa damai saat menyapa disela-sela bulu mata.. Aku terkantuk menunggu kereta😏
![]() |
Ltd Exp Hida 17 Train |
Penumpang yang berada didalam reserved seat Car 1 kebanyakan bule. Hampir semua bule malah. Hanya tour guide dan kami yang berwajah Asia. Perjalanan dari Nagoya ke Takayama ditempuh dengan jarak 155 menit. Kereta berjalan biasa tapi pasti melewati rumah-rumah penduduk. Lalu menggelap dan malam. Aku tertidur.
Keluar dari kereta yang hangat kami disambut udara Takayama yang super menggigil. Aku merasa kulitku tetap ditelanjangi angin walau long john, kaos, jaket bahan wool sudah menutupku rapat. Kutarik Jaket wind breaker merah dari dalam tas dan tetap dingin. Aku berpikir untuk membongkar koper dan memakai winter coat. Tapi aku ingat, berdasarkan petunjuk J-Hopper Hida Takayama Guest House, hostel kami 2 malam ini hanya membutuhkan 3 menit jalan kaki dari Jr Stasiun Takayama. Aku pun membulatkan tekad menerabas dingin dan mencari hostel. Tapi kenyataannya berjalan diudara sangat dingin dengan kekuatan yang telah 3 hari terkuras tanpa mengetahui dimana letak yang dituju membuat perjalanan terasa sangat-sangat jauh. Untuk type backpacker malas seperti kami butuh sekitar 10 menit dari stasiun ke hostel *jalan gaya keong🐚 lagi curhat ma kura-kura🐢😆
Nyawaku berkumpul kembali saat pintu hostel kutemukan dan udara hangat berlomba-lomba menyentuh kulitku😋 Sang resepsionis Tomoko, menyambut kami dan menyatakan kalau biaya kamar sebesar Rp 2.136.296,- sudah di charge di kartu kredit. Aku hanya mengangguk dan menggerutu dalam hati. Alasanku memilih hostel ini karena ada bonus untuk tour ke Shirakawago apabila kita menginap disini. Untuk tournya sendiri sudah aku booking via online. Biaya tour yang seharusnya 4000 Yen, menjadi 3500 Yen. Tapi ternyata saudara-saudara dikarenakan kami menginap 2 hari disini kami mendapat tambahan bonus 300 Yen jadi kami cuma membayar 3200 Yen. Horeey..!!🤗
Selesai urusan pembayaran, kami menaiki kamar yang berada di lantai 3. Kamar dengan 8 tempat tidur bergaya dorm ini penuh dengan para bule. Tempat tidur cukup empuk lengkap dengan selimut tebal dan heater.
Malam pertama di Takayama suhu udara 9°C dengan heater lupa dinyalakan. Oh God, aku menarik jaket dan meringkuk didalam selimut.
Sumpah Takayama, dinginmu terlalu. 😢😔
Sumpah Takayama, dinginmu terlalu. 😢😔
No comments:
Post a Comment